BAB I
KONSEP-KONSEP DASAR PENELITIAN PENDIDIKAN
A.
Pengertian Metode Penelitian Pendidikan
Pendidikan
merupakan salah satu pilar kebangkitan suatu bangsa. Bahkan dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar Tahun 1945, secara jelas Negara menjadikan upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa sebagai tujuan Negara. Melihat dari tujuan tersebut,
pemerintah berkewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan dengan
sebaik-baiknya. Usaha pemerintah ini, di tahun 2003 diwujudkan dalam bentuk
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Selain membentuk suatu sistem
pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan juga harus dilakukan dengan
berbagai cara. Salah satu cara yang cukup efektif dalam upaya peningkatan
kualitas pendidikan adalah dilakukannya penelitian di bidang pendidikan.
Penelitian
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematik dan teliti teliti
untuk mengetahui jawaban serta mencari solusi dari suatu masalah yang dihadapi.
Cara untuk mengatahui inilah yang selanjutnya disebut sebagai metode
penelitian. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010: 3).
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan
penelitian ada tiga macam, yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan
pengembangan. Penelitian pendidikan yang bersifat penemuan misalnya, menemukan metode mengajar matematika yang
efektif, efisien, dan menyenangkan, media pendidikan, system evaluasi, criteria
guru professional, dan lain-lain. Penelitian bersifat mengembangkan misalnya, mengembangkan metode mengajar yang telah
ada sehingga menjadi lebih efektif. Penelitian bersifat pembuktian misalnya, membuktikan keragu-raguan terhadap metode
mengajar yang diimpor dari luar apakah efektif untuk di Indonesia atau tidak.
Kegiatan
penelitian inilah yang diharapkan untuk menemukan solusi dari berbagai
permasalahan pembelajaran/ pendidikan di Indonesia. Dengan kegiatan penelitian
inilah sangat dimungkinkan ditemukannya berbagai macam metode pembelajaran yang
cocok diterapkan di Indonesia. Penelitian juga akan memungkinkan ditemukannya
produk media pembelajaran yang akan membantu proses penyampaian konsep dengan
lebih mudah. Penelitian juga akan dapat menjawab tantangan evaluasi seperti apa
yang sesuai dan cocok untuk diterapkan di Indonesia.
Upaya menjadikan
penelitian sebagai perilaku ilmiah bagi setiap akademisi akan membantu
terciptanya suatu kondisi bangsa yang maju. Bisa dibayangkan setelah 67 tahun
merdeka tetapi bangsa kita masih saja dikategorikan sebagai Negara berkembang
dengan sumber daya manusia yang rendah. HDI memberikan penilaian kualitas
manusia di suatu Negara dengan didasarkan pada kualitas pendidikan, ekonomi,
dan kesehatan. Upaya peningkatan ketiga komponen di atas tidak bisa hanya dilakukan
dengan menggelontorkan sebanyak-banyaknya uang, namun harus disertai kegiatan
penelitian. Di negara-negara maju kegiatan penelitian sudah menjadi perilaku
yang berkembang dengan sangat baik. Perhatikan perusahaan Honda, sejak
perusahaan itu berdiri, sudah berapa jenis sepeda motor yang telah mereka
produksi? Berapa banyak jenis mobil yang telah berhasil mereka pasarkan? Upaya
memperbarui produk seperti itu hanya bisa dilakukan melalui kegiatan
penelitian. Kalau dikaitkan dengan pendidikan, bisa dipahami bahwa saat ini
banyak sekali metode pembelajaran baru yang berkembang, kegiatan-kegiatan
hingga sampai mengantarkan ditemukannya metode pembelajaran sebagai sebuah
produk baru itulah yang dinamakan penelitian. Dalam skala kecil saja, ketika
Anda kehilangan uang misalnya, tentunya Anda akan mencarinya dengan berbagai
cara. Melacak kembali di mana pertama kali uang hilang, bertanya kepada orang
lain, dan sebagainya. Kegiatan itu juga bisa dikategorikan ke dalam kegiatan
penelitian.
B.
Langkah-langkah
penelitian
Di depan telah
dikemukakan bahwa penelitian adalah suatu proses sistematik dan terencana untuk
mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaa
tertentu. Langkah-langkah yang dilakukan tersebut harus serasi dan saling mendukung
satu sama lain, agar penelitian yang dilakukan mempunyai bobot yang cukup
memadai dan memberikan kesimpulan-kesimpulan yang tidaka meragukan (Budiyono,
2003: 10). Langkah-langkah penelitian secara garis besar dituangkan dalam
diagram berikut ini.
Diagram 1.1 Siklus
Penelitian Ilmiah
Secara lebih
rinci, langkah-langkah yang dituangkan dalam diagram 1.1 pada umumnya dapat
diperinci lagi ke dalam sepuluh langkah berikut ini.
1. Identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah;
2. Penelaahan kepustakaan;
3. Penyususnan hipotesis;
4. Identifikasi, klasifikasi, dan pemberian definisi operasional
variable-variabel penelitian;
5. Pemilihan atau pengembangan alat pengambil data;
6. Penyusunan rancangan penelitian;
7. Penentuan sampel;
8. Pengumpulan data;
9. Pengolahan dan analisis data;
10. Interpretasi hasil penelitian;
Langkah-langkah
penelitian sebenarnya tidak harus kaku, beberapa ahli terkadang memberikan
rincian langkah penelitian yang berbeda-beda, sebagaimana Schluter (1926) dalam Ahmad Kurnia, memberikan 15
langkah dalam melaksanakan penelitian dengan metode ilmiah. Langkah-langkah
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian.
2. Mengadakan survei lapangan untuk
merumuskan masalah-malalah yang ingin dipecahkan.
3. Membangun sebuah bibliografi.
4. Memformulasikan dan mendefinisikan masalah.
5. Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan.
6. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hu-bungannya
dengan data atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung.
7. Menentukan data atau bukti mana yang
dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok dasar dalam masalah.
8. Menentukan apakah data atau bukti yang
dipertukan tersedia atau tidak.
9. Menguji untuk diketahui apakah masalah
dapat dipecahkan atau tidak.
10. Mengumpulkan data dan keterangan yang
diperlukan.
11. Mengatur data secara sistematis untuk
dianalisa.
12. Menganalisa data dan bukti yang diperoleh
untuk membuat interpretasi.
13. Mengatur data untuk persentase dan penampilan.
14. Menggunakan citasi, referensi dan footnote
(catatan kaki).
15. Menulis laporan penelitian.
Selanjutnya Abclson (1933) memberikan 5 langkah
berikut:
1. Tentukan Judul Penelitian
Judul dinyatakan secara singkat dan jelas.
2.
Pemilihan
Masalah
Dalam pemilihan masalah ini harus:
·
Nyatakan
apa yang disarankan oleh judul.
·
Berikan
alasan terhadap pemilihan tersebut. Nyatakan perlunya diselidiki masalah
menurut kepentingan umum.
·
Sebutkan
ruang lingkup penelitian. Secara singkat jelaskan materi. situasi dan hal- hal
lain yang menyangkut bidang yang akan diteliti.
3.
Pemecahan
Masalah
Dalam pemecahan masalah harus diikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
·
Analisa
harus logis. Aturlah bukti dalam bentuk yang sistematis dan logis. Demikian juga halnya unsur-unsur yang dapat memecahkan masalah.
·
Prosedur penelitian yang
digunakan harus dinyatakan secara singkat.
·
Urutkan
data, fakta dan keterangan-keterangan khas yang diperlukan
·
Harus
dinyatakan bagaimana set dari data diperoleh termasuk referensi yang digunakan.
·
Tunjukkan
cara data dilola sampai mempunyai arti dalam memecahkan masalah.Urutkan
asumsi-asumsi yang digunakan serta luibungannya dalam berbagai fase penelitian
4. Kesimpulan
·
Berikan
kesimpulan dari hipotesa. nyatakan dua atau tiga kesimpulan yang mungkin
diperoleh.
·
Berikan
implikasi dari kesimpulan. Jelaskan bebernpa implikasi dari produk hipotesa
dengan memberikan beberapa inferensi.
5.
Berikan
studi-studi sebelumnya yang pernah dikerjakan yang berhubungan dengan masalah
Nyatakan kerja-kerja sebelumnya secara singkat dan
berikan referensi bibliografi yang mungkin ada manfaatnya scbagai model dalam
memecahkan masalah.
Sedangkan menurut Suryabrata (1989) langka-langka penelitian
meliputi 11 langkah, yaitu :
1.
Identifikasi, Pemilihan dan
Perumusan Masalah Penelitian
a.
Identifikasi Masalah Penelitian
Masalah penelitian
dapat bersumber dari :
·
Bacaan, terutama bacaan yang
berisi laporan hasil penelitian
·
Seminar, diskusi, konferensi
dan lain-lain pertemuan ilmiah
·
Pernyataan pemegang otoritas
·
Pengamatan selintas
·
Pengalaman pribadi
·
Perasaan intuitif
b.
Pemilihan masalah penelitian
Dalam memilih
masalah penelitian ada 2 hal yang perlu dijadikan pertimbangan yaitu :
·
Pertimbangan dari arah
masalahnya
·
Pertimbangan dari arah calon
peneliti
c.
Perumusan masalah penelitian
·
Perumusan hendaklah dirumuskan
dalam bentuk kalimat Tanya
·
Rumusan hendaklah padat dan
jelas
·
Rumusan itu hendaknya memberi petunjuk
tentang mungkinnya mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
terkandung dalam rumusan itu.
2.
Penelaahan Kepustakaan
a.
Penelaahan sumber-sumber yang
berupa buku
b.
Pemilihan berdasarkan pada
prinsip:
1)
Relevansi
2)
Kemutakhiran ( kecuali studi
sejarah )
c.
Penelaahan sumber-sumber yang
berupa laporan hasil penelitian. Penilikan berdasarkan atas prinsip :
1)
Relevansi
2)
Kemutakhiran
3)
Bobot
3.
Perumusan Hipotesis
Perumusan hipotesis hendaklah
mempertimbangkan:
a.
Hipotesis hendaklah menyatakan
pertautan antara dua variabel atau lebih
b.
Hipotesis hendaklah dinyatakan
dalam kalimat deklaratif atau pernyataan.
c.
Hipotesis hendaklah dirumuskan
secara jelas dan padat
d.
Hipotesis hendaklah dapat
diuji, artinya hendaklah orang mungkin mengumpulkan data menguji kebenaran hipotesis
itu.
4.
Identifikasi, Klasifikasi dan
Pendefinisian Variabel
a.
Mengidentifikasi variabel.
Variabel adalah
segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor-faktor
yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti
b.
Mengklarifikasi variable
Berdasarkan proses
kauantifikasinya, variabel digolongkan menjadi:
1)
Variabel nominal
2)
Variabel ordinal
3)
Variabel interval
4)
Variabel rasio
Berdasarkan atas
fungsinya dalam penelitian variabel dibedakan menjadi:
1)
Variabel tergantung
2)
Variabel bebas
3)
Variabel moderator
4)
Variabel kendali
5)
Variabel rambang
c.
Merumuskan definisi operasional
variabel-variabel
Definisi operasional
dirumuskan berdasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat
diamati (diobservasi)
1)
Yang berdasar atas kegiatan-kegiatan
(operations) yang harus dilakukan agar yang didefinisikan itu terjadi
2)
Yang berdasar atas bagaimana
hal yang didefinisikan itu nampaknya (seringkali menunjuk kepada alat pengambil
datanya)
5.
Pemilihan atau Pengembangan
Alat Pengambil Data
Alat pengambil data harus memenuhi
syarat-syarat:
a.
Validitas
b.
Reliabilitas
6.
Penyusunan rancangan penelitian
7.
Penentuan sampel
8.
Pengumpulan data
9.
Pengolahan dan analisis data
10. Interpretasi hasil analisis
11. Penyusunan laporan
Secara
garis besar ada tiga kegiatan yang pasti dilakukan dalam kegiatan penelitian,
yaitu: (1) Pembuatan Rancangan Penelitian, (2) Pelaksanaan Penelitian, dan (3)
Pembuatan Laporan Penelitian. Ketiga langkah tersebut merupakan langkah yang
sangat besar dan perlu penjelasan lebih lanjut.
Langkah-langkah
penelitian selengkapnya adalah sebagai berikut:
1.
Memilih masalah
2.
Studi pendahuluan
3.
Merumuskan masalah
4.
Merumuskan anggapan dasar
(hipotesis)
5.
Memilih pendekatan (metode
penelitiannya)
6.
Menentukan variable dan sumber
data
7.
Menentukan dan menyusun instrument
8.
Mengumpulkan data
9.
Analisis data
10. Menarik kesimpulan
11. Menulis laporan
Dari
beberapa pendapat para ahli di atas, sekilas mungkin akan tampak berbeda, namun
sebenarnya langkah-langkah yang telah dijabarkan tersebut memiliki kesamaan
satu dengan yang lainnya. Hal ini sangat dimungkinkan mengingat prinsip dari
penelitian haruslah berdasarkan pada metode ilmiah yang bisa diamati dan dapat
dipertanggungjawabkan keasahihannya.
C.
Manfaat atau luaran Penelitian
Penelitian pada
dasarnya adalah usaha untuk memecahkan suatu permasalahan tertentu. Sebagai
akibat dari usaha tersebut, maka akan dihasilkan suatu solusi. Suatu penelitian
yang baik adalah jika solusi tersebut dapat diterima dan dimanfaatkan oleh
masyarakat luas. Dalam penelitian pendidikan, salah satu langkah yang urgen
untuk dipahami oleh peneliti adalah mendasarkan penelitian kepada seberapa
pentingkah penelitian ini dilakukan dan apakah luaran dari hasil penelitian ini
bermanfaat untuk memberikan solusi bagi masalah pendidikan dan pembelajaran. Mengingat
penelitian harus berakarkan pada masalah, dengan kata lain, jika dipandang
tidak ada masalah yang harus dipecahkan maka tidak perlu diadakannya suatu
penelitian.
Sebagai contoh
misalnya, seseorang melihat bahwa belajar matematika di suatu sekolah tidak
menggembirakan. Hal ini didasarkan dari fakta dan data yang ada bahwa nilai
rata-rata matematika pada Ujian Nasional selalu lebih rendah dari nilai
rata-rata mata pelajaran lainnya. Melihat masalah di atas, maka orang tadi
bermaksud untuk melihat akar masalahnya, maka ia pun melakukan observasi
(pengamatan) di sekolah tersebut. Dari hasil pengamatan, ia memberikan
kesimpulan bahwa salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar matematika
adalah dikarenakan pembelajaran menerapkan pembelajaran yang berpusat pada
guru. Akibatnya siswa menjadi pasif.
Berkaca dari
masalah tersebut, ia ingin memberikan solusi dengan mengubah proses
pembelajarannya yang semula berpusat pada guru diubah dengan menerapkan
pembelajaran Problem Solving
(misalnya) yang mengedepankan keaktifan siswa. Selanjutnya ia melakukan
penelitian. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pembelajaran Problem Solving menghasilkan prestasi
belajar yang lebih baik daripada pembelajaran sebelumnya.
Dari contoh di
atas, luaran yang diharapkan oleh peneliti adalah menjadikan Problem Solving sebagai solusi masalah
bagi pembelajaran yang dihadapi oleh guru. Sehingga ia berharap metode ini
dapat diterapkan di kelas-kelas. Ketika akhirnya semua sekolah mulai menerapkan
Problem Solving maka luaran penelitian
ini dikatakan baik dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Luaran-luaran inilah
yang sangat penting untuk dicermati. Banyak penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswa yang tidak didasarkan pada prinsip kebermanfaatan ini. Sehingga, penelitian mahasiswa tak ubahnya
sebagai karya yang hanya mengusung semangat asal lulus saja.
Sehingga perlu
kiranya, peneliti (mahasiswa) untuk bisa memikirkan dampak luaran penelitian
yang di lakukan.
referensinya darimana ya kak?
BalasHapusmmm nice
BalasHapus