VARIABEL PENELITIAN
Pada bab-bab
sebelumnya sudah disinggung mengenai variabel penelitian. Pada bab ini akan
dibahas secara lebih mendetail mengenai variable penelitian itu sendiri. Dalam
bahasa yang sederhana, variable penelitian merupakan objek yang diteliti. Dalam
penelitian eksperimen dan PTK (Penelitian Tindakan Kelas), variable penelitian
itu mengacu pada perlakuan apa yang diberikan peneliti kepada subjek (yang
diteliti) penelitian, serta factor apa yang ingin digali atau diperoleh setelah
diadakannya perlakuan tersebut. Pemahaman ini tidak jauh berbeda dari
penelitian korelasi dan komparatif.
A.
Pengertian Variabel
Variable adalah
segala sesuatu yang dapat mengklasifikasikan objek pengamatan ke dalam dua atau
lebih kelompok (budiyono, 2003: 27). Suharsimi Arikunto (1998:99) mengemukakan bahwa “variabel
penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian”. Sedangkan Ibnu Hajar (1999:156) yang mengartikan “variabel adalah
objek pengamatan atau fenomena yang diteliti”. Selanjutnya Sutrisno Hadi
(1982:437) mengatakan “variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi,
perlakuan, atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen” . M. Nazir
(1999:149) mengartikan “variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam
nilai”. Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud
menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
akan menjadi objek pengamatan penelitian
Tidak jauh berbeda dengan apa
yang dikemukakan Sugiyono (2010: 60) “Variabel penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya”. Secara teoritis variable dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang,
atau objek, yang mempunyai “variasi” antara satu dengan yang lain atau satu
objek dengan objek yang lain. Sehingga tinggi, berat badan, sikap, motivasi,
gaya kepemimpinan, disiplin kerja, gaya belajar, metode pembelajaran, aktivitas
belajar, jenis kelamin, dsb, merupakan contoh variable penelitian dalam
pendidikan.
Pada dasarnya, disebut
sebagai variable karena ada variasi. Variasi yang beragam inilah yang nantinya
akan dijadikan dasar bagi peneliti untuk mengelompokkan objek penelitian
menjadi beberapa kelompok. Misalnya, jika seseorang ingin meneliti ‘pengaruh
jenis kelamin terhadap prestasi belajar’, maka variable dari penelitian
tersebut adalah jenis kelamin dan prestasi. Jenis kelamin maupun prestasi
belajar memiliki atau terdapat variasi. Jenis kelamin dibedakan menjadi
laki-laki dan perempuan, sedangkan prestasi bisa dibedakan ke dalam prestasi
tinggi, sedang, atau rendah.
Selanjutnya, ketika ada orang
yang bertanya “Apa yang kamu teliti?”. Jawaban dari pertanyaan ini sebenarnya
mengacu pada variable penelitian. Apa yang merupakan
variabel dalam suatu penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya, dan
ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Karena itu apabila landasan teoritisnya
berbeda, variabel-variebel penelitiannya juga akan berbeda. Jumlah variabel
yang dijadikan objek pengamatan akan ditentukan oleh sofistikasi rancangan penelitiannya. Makin sederhana sesuatu
rancangan penelitian, akan melibatkan variabel-variabel yang makin sedikit
jumlahnya, dan sebaliknya.
B.
Macam-macam Variabel
Menurut hubungan
antara satu variable dengan variable yang lain, maka macam-macam variable
penelitian dibedakan menjadi:
1.
Variabel Bebas (Variabel Independen)
Variabel bebas dapat pula disebut sebagai variabel stimulus,
predictor, atau entecendent. Variabel ini juga bisa disebut sebagai variabel
penyebab. Disebut variabel bebas karena keberadaan variabel ini tidak
tergantung pada variabel lain atau bisa berdiri sendiri. Variabel bebas dapat
dipikirkan sebagai variabel yang sengaja dimunculkan atau dipelajari pengaruhnya
untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan terhadap variabel terikat. Dalam suatu
penelitian, variabel bebas merupakan kondisi-kondisi atau
karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka
untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi.
Dalam Penelitian pendidikan biasanya yang dijadikan variabel bebas
adalah metode pembelajaran. Mengapa? Karena pada penelitian tersebut peneliti
memanipulasi kegiatan pembelajaran dengan metode pilihannya dan selanjutnya peneliti
ingin melihat atau mengetahui efek/ akibat yang ditimbulkan dari perlakuan
metode pembelajaran pilihannya tadi.
2.
Variabel Tergantung (Dependent
Variabel)
Dalam bahasa Indonesia, variable dependen lebih sering disebut
sebagai variabel terikat. Variabel ini dapat juga disebut sebagai variabel
output, criteria, atau konsekuen. Sehingga variabel terikat ini dapat
dipikirkan sebagai variabel yang keberadaannya atau kemunculannya disebabkan
oleh variabel bebas.
Dalam penelitian pendidikan, pada umumnya variabel terikatnya adalah
prestasi belajar. Karena segala efek/ akibat yang dihasilkan dari semua proses
pembelajaran yang ada adalah prestasi belajar.
Metode Belajar
(Variabel Bebas)
|
Prestasi Belajar
(Variabel Terikat)
|
Gambar. Hubungan Variabel Bebas dan Terikat
3. Varibel Moderator
Variabel moderator adalah variabel yang keberadaannya mempengaruhi
(memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel bebas dan terikat. Misalnya
saja peran guru dalam menciptakan iklim belajar. Semakin baik iklim belajar
yang diciptakan oleh guru, maka metode belajar juga akan berjalan dengan baik,
sehingga berakibat diperolehnya prestasi belajar yang makin baik. Begitu pula
sebaiknya. Sehingga dalam hal ini, iklim belajar dapat dipandang sebagai variabel
moderator.
Metode Belajar
(Variabel Bebas)
|
Prestasi Belajar
(Variabel Terikat)
|
Iklim Belajar
(Variabel Moderator)
|
Gambar. Hubungan Variabel Bebas, terikat,
dan moderator
4. Variabel Intervening
Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di
antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak
langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Variabel
interverning ini adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, namun
keberadaannya tidak pernah dapat diamati dan hanya dapat disimpulkan adanya
berdasarkan pada variabel terikat dan variabel bebasnya.
Dalam pengertian yang senada, variabel intervenig adalah variabel
yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan
Variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati
dan diukur. Misalnya saja adalah proses belajar yang terjadi pada diri siswa.
Mengapa factor tersebut menjadi variabel interverning? Meskipun peneliti telah
sekuat tenaga memanipulasi variabel bebas (metode pembelajaran) namun jika pada
diri siswa tidak benar-benar terlibat dalam proses belajar, mengantuk, melamun,
tidak memperhatikan, maka tentu hal ini akan mempengaruhi variabel terikatnya
(prestasi).
Iklim Belajar
(Variabel Moderator)
|
Metode Belajar
(Variabel Bebas)
|
Prestasi Belajar
(V. Terikat)
|
Proses Belajar Siswa
(V. Interverning)
|
Hubungan Variabel bebas, moderator, interverning, dan terikat
5. Variabel kendali/ kontrol
Yaitu yang membatasi (sebagai kendali) atau mewarnai variabel
mederator. Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain
terutama berkaitan dengan variabel moderator jadi juga seperti
variabel moderator dan bebas ia juga ikut berpengaruh terhadap variabel
tergantung.
Variabel control adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga hubungan variabel bebas dan terikatnya tidak dipengaruhi oleh
factor lain yang tidak diteliti. Variabel kendali ini sering digunakan oleh
peneliti, jika melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
Misalnya, seorang peneliti ingin membandingkan pengaruh metode
pembelajaran terhadap prestasi. Selanjutnya dilakukan penelitian terhadap dua
kelas. Satu kelas dikenai pembelajaran STAD dan kelas lainnya dikenai
pembelajaran ekspositori. Sebagai variabel kendali, peneliti mengendalikan
kedua kelas dengan perlakuan yang sama. Misalnya, kedua kelas sama-sama dikenai
5 kali pertemuan, kedua kelas sama-sama diberikan tes yang sama, lama jam
mengajarnya juga dibuat sama, pembelajaran dilakukan pada tingkatan kelas yang
sama, bukunya sama dan seterusnya.
Judul penelitian, “Eksperimentasi
Pembelajaran Matematika Dengan Model Kooperatif Tipe STAD Materi Bangun Ruang
Pada Siswa Kelas XII SMA Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012”, maka yang menjadi variabel kendali terletak pada jenis materi
ajarnya, tingkatan kelasnya (kelas XII SMA), dan sama-sama dalam satu gugus.
6. Variabel Rambang
Berlainan dengan variabel bebas
yang fungsinya sangat diperhatikan dalam penelitian. Variabel rambang
yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak
diperhatikan terhadap variabel bebas maupun tergantung.
Berkaitan dengan proses kuantifikasi, data
biasayan digolongkan menjadi 4 jenis yaitu (a). Data Nominal, (b). Data
Ordinal, (c). Data Interval dan, (d). Data ratio. Demikianlah
pula variabel, kalau dilihat dari segi ini biasa dibedakan dengan cara yang
sama.
1.
Variabel Nominal, yaitu
variabel yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan; variabel ini
bersifat diskret dan saling pilah (mutually exclusive) antara kategori
yang satu dan kategori yang lain; contoh: jenis kelamin, status perkawinan,
jenis pekerjaan.
2.
Variabel Ordinal, yaitu
variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu. Dengan demikian ada dua sifat yang melekat
pada variabel ini, yaitu: (1) adanya penggolongan, dan (2) adanya urutan
(rangking). Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1, jenjang di bawahnya diberi
angka 2, lalu di bawahnya di beri angka 3 dan seterusnya. (ranking).
Misalnya: golongan PNS (dipisahkan ke dalam golongan I,II, III, dan IV),
Jenjang Pendidikan (dipisahkan ke dalam SD, SMP, SMA, S1, S2, S3), Jabatan
akademis (dipisahkan ke dalam Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala, Guru Besar),
IPK mahasiswa (dibedakan ke dalam IPK rendah (< 2,0), sedang (2,0 < IPK
< 3,0), tinggi (> 3,0)). Semua pemilahan ini didasarkan pada urutan.
3.
Variabel Interval, yaitu
variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam pengukuran itu
diasaumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama. Dengan
demikian, ada tiga sifat yang melekat pada variabel ini, yaitu: (1) adanya
penggolongan, (2) adanya urutan, dan (3) adanya satuan pengukuran. Contoh: variabel
interval misalnya prestasi belajar, indeks motivasi belajar siswa, penghasilan,
jarak rumah ke sekolah, dan sebagainya.
Pada
penelitian kuantitatif (penelitian yang melibatkan perhitungan-perhitungan
statistic) dengan menggunakan uji analisis variansi, dipersyaratkan variabel
bebas harus berskala nominal, maka indeks prestasi teori yang semula berskala
interval, harus diubah menjadi skala nominal atau ordinal. Mengubah angka-angka
(nilai) menjadi berskala ordinal sebenarnya sangat mudah dilakukan. Misalnya
yang di atas rerata plus setengah simpangan baku termasuk kategori baik, yang
dibawah rerata dikurangi setengah simpangan baku dikategorikan kurang, dan yang
berada di antaranya dikategorikan sedang.
4.
Variabel ratio,
adalah variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol mutlak. Ini berarti
ada 4 sifat yang melekat, yaitu: (1) adanya penggolongan, (2) adanya urutan,
(3) adanya satuan pengukuran, dan (4) adanya nol mutlak. Keberadaan syarat
harus memenuhi nol mutlak inilah yang menjadikan variabel rasio jarang
digunakan dalam penelitian social dan pendidikan. Sebagai contoh Si A memiliki
IP = 4 dan Si B memiliki IP = 2. Dengan menggunakan skala rasio, hal tersebut
diartikan kepandaian Si A dua kali lipat kepandaian Si B. Namun anggapan
seperti itu tentunya tidak benar.
Artinya prestasi bukanlah sebagai variabel rasio.
C.
Definisi Operasional Variabel
Setelah variabel – variabel diidetifikasikan
dan diklasifikasikan, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan
secara operasional. Penyusunan Definisi operasional ini perlu, karena definisi
operasional itu akan menunjuk alat pengambil data mana yang cocok digunakan.
Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang
didefinisikan yang dapa diamati (diobservasi). Konsep dapat diamati atau
diobservasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan
bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa
yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.
Cara menyusun definisi operasional dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu.
1.
Definisi Pola I, yaitu disusun
berdasarkan atas kegiatan-kegiatan (operations) yang harus dilakukan agar
hal yang didefinisikan itu terjadi.
Contoh :
·
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau teknik yang digunakan oleh
guru untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
·
Motivasi belajar adalah kondisi psikologis manusia yang merupakan daya
penggerak atau pendorong yang muncul pada diri seseorang baik karena dorongan
dari dalam (faktor intrinsik) maupun dari luar (fakstor ekstrinsik) yang
mengakibatkan ia memiliki usaha, kemauan yang keras, menikmati apa yang ia
kerjakan, melaksanakan tugas-tugas yang sulit, dan melakukan langkah-langkah
apa saja yang ia anggap dapat menjadikannya sungguh-sungguh untuk mencapai
keberhasilan mencapai tujuan atau prestasi belajar yang ia inginkan.
·
Frustasi adalah keadaan yang
timbul sebagai akibat tercegahnya pencapaian hal yang sangat diinginkan yang
sudah hampir tercapai.
·
Lapar adalah keadaan dalam
individu yang timbul setelah dia tidak makan selama 24 jam.
Definisi
Pola I ini, yang menekankan Operasi atau manipulasi apa yang harus dilakukan
untuk menghasilkan keadaan atau hal yang didefinisikan, terutama berguna untuk
mendefinisikan variabel bebas.
2.
Definisi Pola II, yaitu definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal
yang didefinisikan itu beroperasi.
Contoh :
·
Orang cerdas adalah orang yang
tinggi kemampuannya dalam memecahkan masalah, tinggi kemampuannya dalam
menggunakan bahasa dan bilangan.
·
Orang Lapar adalah orang yang
mulai menyantap makanan kurang dari satu menit setelah makanan
dihidangkan, dan menghabiskannya dalam waktu kurang dari 10 menit.
3.
Definisi Pola III, yaitu definisi yang dibuat berdasarkan atas bagaimana
hal yang didefinisikan itu nampaknnya.
Contoh :
·
Mahasiswa yang cerdas adalah
mahasiswa yang mempunyai ingatan baik, mempunyai perbendaharaan
kata luas, mempunyai kemampuan berpikir baik, mempunyai kemampuan
berhitung baik.
·
Prestasi geometri, adalah
kemampuan seseorang dalam bidang geometri yang meliputi penguasaan dalam
membuat gambar bidang dan ruang, mengukur luas dan volum, analisis kedudukan
garis dalam ruang.
Seringkali
dalam membuat definisi operasional pola III ini peneliti menunjuk kepada alat
yang digunakan untuk mengambil datanya.
Setelah definisi operasional variabel-variabel
peneliitian selesai dirumuskan, maka prediksi yang terkandung dalam hipotesis
telah dioperasionalkan. Jadi peneliti telah menyusun prediksi tentang
kaitan berbagai variabel penelitiannya itu secara operasional, dan siap diuji
melalui data empiris.
D.
Macam-macam Hubungan Antar Variabel
Sesungguhnya yang dikemukakan di dalam inti
penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antara berbagai variabel.
Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara dua variabel bebas dan
variabel terikat ( Independent variabel dengan dengan dependent variabel).
Macam-macam hubungan antar varaiabel adalah sebagai berikut.
1.
Hubungan Simetris
Variabel-variabel
dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak
disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya. Terdapat 4 kelompok hubungan
simetris :
a)
Kedua variabel merupakan
indikator sebuah konsep yang sama.
b)
Kedua variabel merupakan akibat
daru suatu faktor yang sama.
c)
Kedua variabel saling berkaitan
secara fungsional, dimana yang satu berada yang lainnya pun pasti disana.
d)
Hubungan yang bersifat
kebetulan semata-mata.
2.
Hubungan Timbal Balik
Hubungan
timbal balik adalah hubungan di mana suatu variabel dapat menjadi sebab dan
akibat dari variabel lainnya. Perlu diketahui bahwa hubungan timbal balik
bukanlah hubungan, dimana tidak dapat ditentukan variabel yang menjadi
sebab dan variabel yang menjadi akibat.
3.
Hubungan Asimetris (tidak simetri)
Satu
variabel atau lebih mempengaruhi variabel yang lainnya. Ada enam tipe hubungan
tidak simetris, yakni :
a)
Hubungan antara stimulus dan
respons. Hubungan yang demikian itulah merupakan salah satu hubungan kausal
yang lazim dipergunakan oleh para ahli.
b)
Hubungan antara disposisi dan
respons. Disposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkkan respons tertentu
dalam situasi tertentu. Bila “Stimulus” datangnya pengaruh dari luar dirinya,
sedangkan “Disposisi” berada dalam diri seseorang.
c)
Hubungan antara diri indiviidu
dan disposisi atau tingkah laku. Artinya ciri di sini adalah sifat
individu yag relatif tidak berubah dan tidak dipengaruhi lingkungan.
d)
Hubungan antara prekondisi yang
perlu dengan akibat tertentu.
e)
Hubungan Imanen antara dua
variabel.
f)
Hubungan antara tujuan (ends)
dan cara (means)
E.
Pengukuran Variabel
Pengukuran adalah penting bagi
setiap penelitian, karena dengan pengukuran itu penelitian dapat menghubungkan
konsep yang abstrak dengan realitas.
Untuk dapat melakukan
pengukuran, maka seseorang peneliti harus memikirkan bagaimana ukuran yang
paling tepat untuk suatu konsep. Ukuran yang tepat akan memberikan kepada
penelii untuk merumuskan lebih tepat dan lebih cermat konsep penelitiannya.
Proses pengukuran mengandung 4 kegiatan pokok sebagai berikut :
1. Menentukan indikator untuk dimensi – dimensi variabel penelitian.
2.
Menentukan ukuran masing-masing
dimensi. Ukuran ini dapat berupa item (pertanyaan) yang relevan dengan
dimensinya.
3.
Menentukan ukuran yang akan
digunakan dalam pengukuran, Apakah tingkat ukuran nominal, ordinal interval
atau ratio dan
4.
Menguji tingkat validitas dan
reliabilitas sebagai kriteria alat pengukuran yang baik.. Alat pengukur yang
baik, apabila alat pengukur itu dapat mengungkapkan realita itu dengan tepat.
Oleh karena itu dalam pengukuran gejala yang demikian itu yang dianut adalah
berdasarkan indikator-indikator konsep tersebut. Jadi kalau akan mengukur
intelegensi harus mencari apa yang menjadi indikator perbuatan yang intelegen
tersebut.
F.
Penulisan Dalam Laporan Penelitian
Pada pelaporan penelitian pasti disajikan
identifikasi variabel penelitian. Identifikasi variabel penelitian ini
diperlukan karena suatu penelitian dapat diteliti, diteruskan,atau dikembangkan
kembali oleh peneliti lain. Dengan kata lain, apa yang telah diteliti oleh
seorang peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain dengan cara
mengikuti alur penelitian dan mengidentifikasi variabelnya. Sehingga penulisan
dalam laporan penelitian harus disajikan secara detail.
Dicontohkan pada penelitian dengan judul
“Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode STAD Materi Pecahan
Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Se- Kecamatan Selogiri Wonogiri
Tahun Ajaran 2010/2011” sebagai berikut.
D. Identifikasi Variabel
Pada penelitian ini melibatkan dua
variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
1.Variabel Bebas
a.
Metode Mengajar
1.
Definisi operasional
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau teknik yang digunakan
oleh guru untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran yang diterapkan pada penelitian ini adalah pembelajaran
berbasis komputer (PBK) dengan metode
STAD dan metode ekspositori.
2.
Skala pengukuran : Skala
nominal.
3.
Indikator : Kelas yang dikenai pembelajaran berbasis
komputer (PBK) dengan metode STAD dan kelas yang dikenai pembelajaran dengan
metode ekspositori.
4.
Simbol : ai, dengan i =
1,
2
a1 = PBK dengan metode STAD.
a2 = metode ekspositori.
b.
Motivasi belajar
1)
Definisi operasional.
Motivasi belajar adalah kondisi
psikologis manusia yang merupakan daya penggerak atau pendorong yang muncul
pada diri seseorang baik karena dorongan dari dalam (faktor intrinsik) maupun
dari luar (fakstor ekstrinsik) yang mengakibatkan ia memiliki usaha, kemauan
yang keras, menikmati apa yang ia kerjakan, melaksanakan tugas-tugas yang
sulit, dan melakukan langkah-langkah apa saja yang ia anggap dapat
menjadikannya sungguh-sungguh untuk mencapai keberhasilan mencapai tujuan atau
prestasi belajar yang ia inginkan.
2)
Skala
pengukuran : Skala interval yang diubah ke dalam skala ordinal yang terdiri
dari 3 kategori yaitu motivasi belajar tinggi, sedang, dan rendah.
3)
Indikator
: Skor angket motivasi belajar siswa
4)
Simbol : bj, dengan j =
1,
2, 3
b1= motivasi belajar tinggi.
b2 = motivasi belajar sedang.
b3 = motivasi belajar rendah
2. Variabel Terikat
Variabel terikat
pada penelitian ini adalah prestasi belajar matematika.
- Definisi operasional
Prestasi belajar matematika adalah hasil
belajar siswa yang ditunjukkan dengan nilai yang dicapai setelah melalui proses
belajar mengajar matematika.
- Skala pengukuran : Skala interval.
- Indikator : Nilai tes prestasi belajar
matematika pada kompetensi pecahan.
- Simbol : Y
DAFTAR PUSTAKA
Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidkan.
Srakarta: UNS Press
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kauntitatif, Kualitatif, dan R
& D. Bandung: Alfabeta
Suryabrata, S. 2005. Metodologi
Penelitian. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Anonim, 1981. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta : Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar