Cari disini / searching.....

Selasa, 30 Desember 2014

VARIABEL PENELITIAN

VARIABEL PENELITIAN

Pada bab-bab sebelumnya sudah disinggung mengenai variabel penelitian. Pada bab ini akan dibahas secara lebih mendetail mengenai variable penelitian itu sendiri. Dalam bahasa yang sederhana, variable penelitian merupakan objek yang diteliti. Dalam penelitian eksperimen dan PTK (Penelitian Tindakan Kelas), variable penelitian itu mengacu pada perlakuan apa yang diberikan peneliti kepada subjek (yang diteliti) penelitian, serta factor apa yang ingin digali atau diperoleh setelah diadakannya perlakuan tersebut. Pemahaman ini tidak jauh berbeda dari penelitian korelasi dan komparatif.
A.    Pengertian Variabel
Variable adalah segala sesuatu yang dapat mengklasifikasikan objek pengamatan ke dalam dua atau lebih kelompok (budiyono, 2003: 27). Suharsimi Arikunto (1998:99) mengemukakan bahwa “variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Sedangkan Ibnu Hajar (1999:156) yang mengartikan “variabel adalah objek pengamatan atau fenomena yang diteliti”. Selanjutnya Sutrisno Hadi (1982:437) mengatakan “variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen” . M. Nazir (1999:149) mengartikan “variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai”. Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian
Tidak jauh berbeda dengan apa yang dikemukakan Sugiyono (2010: 60) “Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Secara teoritis variable dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek, yang mempunyai “variasi” antara satu dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain. Sehingga tinggi, berat badan, sikap, motivasi, gaya kepemimpinan, disiplin kerja, gaya belajar, metode pembelajaran, aktivitas belajar, jenis kelamin, dsb, merupakan contoh variable penelitian dalam pendidikan.
Pada dasarnya, disebut sebagai variable karena ada variasi. Variasi yang beragam inilah yang nantinya akan dijadikan dasar bagi peneliti untuk mengelompokkan objek penelitian menjadi beberapa kelompok. Misalnya, jika seseorang ingin meneliti ‘pengaruh jenis kelamin terhadap prestasi belajar’, maka variable dari penelitian tersebut adalah jenis kelamin dan prestasi. Jenis kelamin maupun prestasi belajar memiliki atau terdapat variasi. Jenis kelamin dibedakan menjadi laki-laki dan perempuan, sedangkan prestasi bisa dibedakan ke dalam prestasi tinggi, sedang, atau rendah.
Selanjutnya, ketika ada orang yang bertanya “Apa yang kamu teliti?”. Jawaban dari pertanyaan ini sebenarnya mengacu pada variable penelitian. Apa yang merupakan variabel dalam suatu penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya, dan ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Karena itu apabila landasan teoritisnya berbeda, variabel-variebel penelitiannya juga akan berbeda. Jumlah variabel yang dijadikan objek pengamatan akan ditentukan oleh sofistikasi rancangan penelitiannya. Makin sederhana sesuatu rancangan penelitian, akan melibatkan variabel-variabel yang makin sedikit jumlahnya, dan sebaliknya.
B.     Macam-macam Variabel
Menurut hubungan antara satu variable dengan variable yang lain, maka macam-macam variable penelitian dibedakan menjadi:
1.      Variabel Bebas (Variabel Independen)
Variabel bebas dapat pula disebut sebagai variabel stimulus, predictor, atau entecendent. Variabel ini juga bisa disebut sebagai variabel penyebab. Disebut variabel bebas karena keberadaan variabel ini tidak tergantung pada variabel lain atau bisa berdiri sendiri. Variabel bebas dapat dipikirkan sebagai variabel yang sengaja dimunculkan atau dipelajari pengaruhnya untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan terhadap variabel terikat. Dalam suatu penelitian, variabel bebas merupakan kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi  dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi.
Dalam Penelitian pendidikan biasanya yang dijadikan variabel bebas adalah metode pembelajaran. Mengapa? Karena pada penelitian tersebut peneliti memanipulasi kegiatan pembelajaran dengan metode pilihannya dan selanjutnya peneliti ingin melihat atau mengetahui efek/ akibat yang ditimbulkan dari perlakuan metode pembelajaran pilihannya tadi.
2.      Variabel Tergantung (Dependent Variabel)
Dalam bahasa Indonesia, variable dependen lebih sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel ini dapat juga disebut sebagai variabel output, criteria, atau konsekuen. Sehingga variabel terikat ini dapat dipikirkan sebagai variabel yang keberadaannya atau kemunculannya disebabkan oleh variabel bebas.
Dalam penelitian pendidikan, pada umumnya variabel terikatnya adalah prestasi belajar. Karena segala efek/ akibat yang dihasilkan dari semua proses pembelajaran yang ada adalah prestasi belajar.

Metode Belajar
(Variabel Bebas)
Prestasi Belajar
(Variabel Terikat)
 




Gambar. Hubungan Variabel Bebas dan Terikat

3.      Varibel Moderator
Variabel moderator adalah variabel yang keberadaannya mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel bebas dan terikat. Misalnya saja peran guru dalam menciptakan iklim belajar. Semakin baik iklim belajar yang diciptakan oleh guru, maka metode belajar juga akan berjalan dengan baik, sehingga berakibat diperolehnya prestasi belajar yang makin baik. Begitu pula sebaiknya. Sehingga dalam hal ini, iklim belajar dapat dipandang sebagai variabel moderator.
Metode Belajar
(Variabel Bebas)
Prestasi Belajar
(Variabel Terikat)
Iklim Belajar
(Variabel Moderator)
 







Gambar. Hubungan Variabel Bebas, terikat, dan moderator
4.      Variabel Intervening
Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Variabel interverning ini adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, namun keberadaannya tidak pernah dapat diamati dan hanya dapat disimpulkan adanya berdasarkan pada variabel terikat dan variabel bebasnya.
Dalam pengertian yang senada, variabel intervenig adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan Variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Misalnya saja adalah proses belajar yang terjadi pada diri siswa. Mengapa factor tersebut menjadi variabel interverning? Meskipun peneliti telah sekuat tenaga memanipulasi variabel bebas (metode pembelajaran) namun jika pada diri siswa tidak benar-benar terlibat dalam proses belajar, mengantuk, melamun, tidak memperhatikan, maka tentu hal ini akan mempengaruhi variabel terikatnya (prestasi).
Iklim Belajar
(Variabel Moderator)
Metode Belajar
(Variabel Bebas)
Prestasi Belajar
(V. Terikat)
Proses Belajar Siswa
(V. Interverning)
 








Hubungan Variabel bebas, moderator, interverning, dan terikat

5.      Variabel kendali/ kontrol
Yaitu yang membatasi (sebagai kendali) atau mewarnai variabel mederator. Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama berkaitan dengan variabel  moderator jadi juga  seperti variabel moderator dan bebas ia juga ikut berpengaruh terhadap variabel tergantung.
Variabel control adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas dan terikatnya tidak dipengaruhi oleh factor lain yang tidak diteliti. Variabel kendali ini sering digunakan oleh peneliti, jika melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
Misalnya, seorang peneliti ingin membandingkan pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi. Selanjutnya dilakukan penelitian terhadap dua kelas. Satu kelas dikenai pembelajaran STAD dan kelas lainnya dikenai pembelajaran ekspositori. Sebagai variabel kendali, peneliti mengendalikan kedua kelas dengan perlakuan yang sama. Misalnya, kedua kelas sama-sama dikenai 5 kali pertemuan, kedua kelas sama-sama diberikan tes yang sama, lama jam mengajarnya juga dibuat sama, pembelajaran dilakukan pada tingkatan kelas yang sama, bukunya sama dan seterusnya.
Judul penelitian, “Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Model Kooperatif Tipe STAD Materi Bangun Ruang Pada Siswa Kelas XII SMA Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012”, maka yang menjadi variabel kendali terletak pada jenis materi ajarnya, tingkatan kelasnya (kelas XII SMA), dan sama-sama dalam satu gugus.
6.      Variabel Rambang
Berlainan dengan variabel bebas  yang fungsinya sangat diperhatikan dalam penelitian. Variabel rambang yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak diperhatikan terhadap variabel bebas maupun tergantung.

Berkaitan dengan proses kuantifikasi, data biasayan digolongkan menjadi 4 jenis yaitu (a). Data Nominal, (b). Data Ordinal, (c). Data Interval dan, (d). Data ratio.  Demikianlah pula variabel, kalau dilihat dari segi ini biasa dibedakan dengan cara yang sama.
1.      Variabel Nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan; variabel ini bersifat diskret dan saling pilah (mutually exclusive) antara kategori yang satu dan kategori yang lain; contoh: jenis kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan.
2.      Variabel Ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu.  Dengan demikian ada dua sifat yang melekat pada variabel ini, yaitu: (1) adanya penggolongan, dan (2) adanya urutan (rangking). Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1, jenjang di bawahnya diberi angka 2, lalu di bawahnya di beri angka 3 dan seterusnya. (ranking). Misalnya: golongan PNS (dipisahkan ke dalam golongan I,II, III, dan IV), Jenjang Pendidikan (dipisahkan ke dalam SD, SMP, SMA, S1, S2, S3), Jabatan akademis (dipisahkan ke dalam Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala, Guru Besar), IPK mahasiswa (dibedakan ke dalam IPK rendah (< 2,0), sedang (2,0 < IPK < 3,0), tinggi (> 3,0)). Semua pemilahan ini didasarkan pada urutan.
3.      Variabel Interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam pengukuran itu diasaumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang  sama. Dengan demikian, ada tiga sifat yang melekat pada variabel ini, yaitu: (1) adanya penggolongan, (2) adanya urutan, dan (3) adanya satuan pengukuran. Contoh: variabel interval misalnya prestasi belajar, indeks motivasi belajar siswa, penghasilan, jarak rumah ke sekolah, dan sebagainya.
Pada penelitian kuantitatif (penelitian yang melibatkan perhitungan-perhitungan statistic) dengan menggunakan uji analisis variansi, dipersyaratkan variabel bebas harus berskala nominal, maka indeks prestasi teori yang semula berskala interval, harus diubah menjadi skala nominal atau ordinal. Mengubah angka-angka (nilai) menjadi berskala ordinal sebenarnya sangat mudah dilakukan. Misalnya yang di atas rerata plus setengah simpangan baku termasuk kategori baik, yang dibawah rerata dikurangi setengah simpangan baku dikategorikan kurang, dan yang berada di antaranya dikategorikan sedang.
4.      Variabel ratio,  adalah variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol mutlak. Ini berarti ada 4 sifat yang melekat, yaitu: (1) adanya penggolongan, (2) adanya urutan, (3) adanya satuan pengukuran, dan (4) adanya nol mutlak. Keberadaan syarat harus memenuhi nol mutlak inilah yang menjadikan variabel rasio jarang digunakan dalam penelitian social dan pendidikan. Sebagai contoh Si A memiliki IP = 4 dan Si B memiliki IP = 2. Dengan menggunakan skala rasio, hal tersebut diartikan kepandaian Si A dua kali lipat kepandaian Si B. Namun anggapan seperti itu tentunya tidak benar.  Artinya prestasi bukanlah sebagai variabel rasio.
C.    Definisi Operasional Variabel
Setelah variabel – variabel diidetifikasikan dan diklasifikasikan, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara operasional. Penyusunan Definisi operasional ini perlu, karena definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data mana yang cocok digunakan. Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapa diamati (diobservasi). Konsep dapat diamati atau diobservasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.
Cara menyusun definisi operasional dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu.
1.      Definisi Pola I, yaitu disusun berdasarkan atas kegiatan-kegiatan (operations) yang harus dilakukan agar hal yang didefinisikan itu terjadi.
Contoh :
·         Metode pembelajaran adalah suatu cara atau teknik yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
·         Motivasi belajar adalah kondisi psikologis manusia yang merupakan daya penggerak atau pendorong yang muncul pada diri seseorang baik karena dorongan dari dalam (faktor intrinsik) maupun dari luar (fakstor ekstrinsik) yang mengakibatkan ia memiliki usaha, kemauan yang keras, menikmati apa yang ia kerjakan, melaksanakan tugas-tugas yang sulit, dan melakukan langkah-langkah apa saja yang ia anggap dapat menjadikannya sungguh-sungguh untuk mencapai keberhasilan mencapai tujuan atau prestasi belajar yang ia inginkan.
·         Frustasi adalah keadaan yang timbul sebagai akibat tercegahnya pencapaian hal yang sangat diinginkan yang sudah hampir tercapai.
·         Lapar adalah keadaan dalam individu yang timbul setelah dia tidak makan selama 24  jam.
Definisi Pola I ini, yang menekankan Operasi atau manipulasi apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan keadaan atau hal yang didefinisikan, terutama berguna untuk mendefinisikan variabel bebas.
2.      Definisi Pola II, yaitu definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu beroperasi.
Contoh :
·         Orang cerdas adalah orang yang tinggi kemampuannya dalam memecahkan masalah, tinggi kemampuannya dalam menggunakan bahasa dan bilangan.
·         Orang Lapar adalah orang yang mulai menyantap makanan kurang dari satu menit setelah makanan  dihidangkan, dan menghabiskannya dalam  waktu kurang dari 10 menit.
3.      Definisi Pola III, yaitu definisi yang dibuat berdasarkan atas bagaimana hal yang didefinisikan itu nampaknnya.
Contoh :
·         Mahasiswa yang cerdas adalah mahasiswa  yang mempunyai ingatan baik, mempunyai perbendaharaan kata  luas, mempunyai kemampuan berpikir  baik, mempunyai kemampuan berhitung baik.
·         Prestasi geometri, adalah kemampuan seseorang dalam bidang geometri yang meliputi penguasaan dalam membuat gambar bidang dan ruang, mengukur luas dan volum, analisis kedudukan garis dalam ruang. 
Seringkali dalam membuat definisi operasional pola III ini peneliti menunjuk kepada alat yang digunakan untuk mengambil datanya.

Setelah definisi operasional variabel-variabel peneliitian selesai dirumuskan, maka prediksi yang terkandung dalam hipotesis telah dioperasionalkan. Jadi peneliti  telah menyusun prediksi tentang kaitan berbagai variabel penelitiannya itu secara operasional, dan siap diuji melalui data empiris.

D.    Macam-macam Hubungan Antar Variabel
Sesungguhnya yang dikemukakan di dalam inti penelitian ilmiah adalah mencari  hubungan antara berbagai variabel.  Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara dua variabel bebas  dan variabel terikat ( Independent variabel dengan dengan dependent variabel). Macam-macam hubungan antar varaiabel adalah sebagai berikut.
1.      Hubungan Simetris
Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya. Terdapat 4 kelompok hubungan simetris :
a)      Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama.
b)      Kedua variabel merupakan akibat daru suatu faktor yang sama.
c)      Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu berada yang lainnya pun pasti disana.
d)     Hubungan yang bersifat kebetulan semata-mata.
2.      Hubungan Timbal Balik
Hubungan timbal balik adalah hubungan di mana suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat dari variabel lainnya. Perlu diketahui bahwa hubungan timbal balik bukanlah hubungan, dimana tidak dapat ditentukan  variabel yang menjadi sebab dan variabel  yang menjadi akibat.
3.      Hubungan Asimetris (tidak simetri)
Satu variabel atau lebih mempengaruhi variabel yang lainnya. Ada enam tipe hubungan tidak simetris, yakni :
a)      Hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan yang demikian itulah merupakan salah satu hubungan kausal yang lazim dipergunakan oleh para ahli.
b)      Hubungan antara disposisi dan respons. Disposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkkan respons tertentu dalam situasi tertentu. Bila “Stimulus” datangnya pengaruh dari luar dirinya, sedangkan “Disposisi” berada dalam diri seseorang.
c)      Hubungan antara diri indiviidu dan disposisi atau tingkah laku. Artinya ciri di  sini adalah sifat individu yag relatif tidak berubah dan tidak dipengaruhi lingkungan.
d)     Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu.
e)      Hubungan Imanen antara dua variabel.
f)       Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means)

E.     Pengukuran Variabel
Pengukuran adalah penting bagi setiap penelitian, karena dengan pengukuran itu penelitian dapat menghubungkan konsep yang abstrak dengan realitas.
Untuk dapat melakukan pengukuran, maka seseorang peneliti harus memikirkan bagaimana ukuran yang paling tepat untuk suatu konsep. Ukuran yang tepat akan memberikan kepada penelii untuk merumuskan lebih tepat dan lebih cermat konsep penelitiannya. Proses pengukuran mengandung 4 kegiatan pokok sebagai berikut :
1.      Menentukan indikator untuk dimensi – dimensi variabel penelitian.
2.      Menentukan ukuran masing-masing dimensi. Ukuran ini dapat berupa item (pertanyaan) yang relevan dengan dimensinya.
3.      Menentukan ukuran yang akan digunakan dalam pengukuran, Apakah tingkat ukuran nominal, ordinal interval atau ratio dan
4.      Menguji tingkat validitas dan reliabilitas sebagai kriteria alat pengukuran yang baik.. Alat pengukur yang baik, apabila alat pengukur itu dapat mengungkapkan realita itu dengan tepat. Oleh karena itu dalam pengukuran gejala yang demikian itu yang dianut adalah berdasarkan indikator-indikator konsep tersebut. Jadi kalau akan mengukur intelegensi harus mencari apa yang menjadi indikator perbuatan yang intelegen tersebut.



F.     Penulisan Dalam Laporan Penelitian
Pada pelaporan penelitian pasti disajikan identifikasi variabel penelitian. Identifikasi variabel penelitian ini diperlukan karena suatu penelitian dapat diteliti, diteruskan,atau dikembangkan kembali oleh peneliti lain. Dengan kata lain, apa yang telah diteliti oleh seorang peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain dengan cara mengikuti alur penelitian dan mengidentifikasi variabelnya. Sehingga penulisan dalam laporan penelitian harus disajikan secara detail.
Dicontohkan pada penelitian dengan judul “Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode STAD Materi Pecahan Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Se- Kecamatan Selogiri Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011” sebagai berikut.

D. Identifikasi Variabel
Pada penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
1.Variabel Bebas
a.       Metode Mengajar
1.      Definisi operasional
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau teknik yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran yang diterapkan pada penelitian ini adalah pembelajaran berbasis komputer  (PBK) dengan metode STAD dan metode ekspositori.
2.      Skala pengukuran : Skala nominal.
3.      Indikator : Kelas yang dikenai pembelajaran berbasis komputer (PBK) dengan metode STAD dan kelas yang dikenai pembelajaran dengan metode ekspositori.
4.      Simbol : ai, dengan i = 1, 2
a1 = PBK dengan metode STAD.
a2 = metode ekspositori.

b.      Motivasi belajar
1)      Definisi operasional.
Motivasi belajar adalah kondisi psikologis manusia yang merupakan daya penggerak atau pendorong yang muncul pada diri seseorang baik karena dorongan dari dalam (faktor intrinsik) maupun dari luar (fakstor ekstrinsik) yang mengakibatkan ia memiliki usaha, kemauan yang keras, menikmati apa yang ia kerjakan, melaksanakan tugas-tugas yang sulit, dan melakukan langkah-langkah apa saja yang ia anggap dapat menjadikannya sungguh-sungguh untuk mencapai keberhasilan mencapai tujuan atau prestasi belajar yang ia inginkan.
2)      Skala pengukuran : Skala interval yang diubah ke dalam skala ordinal yang terdiri dari 3 kategori yaitu motivasi belajar tinggi, sedang, dan rendah.
3)      Indikator : Skor angket motivasi belajar  siswa
4)      Simbol : bj, dengan j = 1, 2, 3
b1= motivasi belajar tinggi.
b2 = motivasi belajar sedang.
b3 = motivasi belajar rendah

2. Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar matematika.
  1. Definisi operasional
Prestasi belajar matematika adalah hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan nilai yang dicapai setelah melalui proses belajar mengajar matematika.
  1. Skala pengukuran : Skala interval.
  2. Indikator : Nilai tes prestasi belajar matematika pada kompetensi pecahan.
  3. Simbol : Y




DAFTAR PUSTAKA
Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidkan. Srakarta: UNS Press

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kauntitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

Suryabrata, S. 2005.  Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Anonim, 1981. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar